Liburan semseter kemarin seperti biasa saya mudik. Tak berbeda dari liburan-liburan yang lalu, kegiatan saya selama liburan antara lain jalan-jalan, jalan-jalan, ngumpul sama teman/sahabat, dan sisanya di rumah. Ngumpul sama teman-teman jaman sekolahan dulu ini biasanya cuma sekedar ngumpul, ngakak-ngikik, share everything dan jalan-jalan men!
Namun kali ini atas ide Ferdy dan Ando ngumpul rutin kami disertai sesuatu yang bermanfaat, yaitu membuka sebuah kebun sayur. Awalnya ini adalah project mereka berdua yang memang interest ke bidang cocok tanam dengan prospek profit yang cukup matang diperhitungkan. Yah, setidaknya untuk newbie perhitungan cost and benefit serta target market yang dibuat sudah cukup memenuhi standard.


So, bimsalambim sebuah lahan kering kerontang dekat rumah Ferdy berubah menjadi lahan kebun sayur siap tanam di tangan mereka berdua. Kulit mereka yang memang sudah hitam terbakar dan tangan mereka yang sudah kasar makin hitam dan kasar oleh terik matahari dan cangkul. Hihi.. Tapi saya bangga sekali pada mereka, selain karena mereka adalah my best guy friend ever.. project kebun kecil ini hebat. Selain membuat ngumpul kami beda, kami (terutama saya) belajar banyak hal tentang gardening mulai dari penyemaian bibit sampai panen. Dengan kebun ini kami juga ikut melestarikan lingkungan, tentunya sayuran yang kami tanam juga memproduce oksigen. Dan yang terpenting, kebun ini menginspirasi teman-teman di lingkungan pergaulan kami untuk mandiri dan tidak malu mengerjakan apapun selagi itu bermanfaat dan halal. Fyi, gengsi seperti sudah melekat di diri masyarakat kami terutama anak muda. Di sana (Maumere), tidak ada helm selain INK *maafsebutmerk* apa-apa harus begini harus begitu biar kelihatan gaul, tapi yah biasanya hanya ikut-ikutan dan masih minta sama ortu.

Di kebun ini kami membuka enam bedeng sayuran kangkung dan sawi, masing-masing berukuran 10 x 1m. Keseriusan mengerjakan project ini tampak dari dedikasi Ando dan Ferdy yang rela bangun pagi-pagi buat menyiram kebun sebelum Mentari pagi kembali. Pun saking niatnya staff Litbang Kabupaten diundang ke kebun untuk berbagi pelajaran tentang cocok tanam. :DD
Ando dan Ferdy adalah pimpro dan backup semua divisi termasuk tukang cangkul (haha), Iskar divisi penggembira, supervisor & propaganda, saya staff khusus penanaman dan penyiraman. Oh ia, kebun kami tidak langsung memilik sumber air jadi kami menggunakan selang untuk menyalurkan air dari rumah Ferdy. Setiap hari selalu ada tawa dan cerita di kebun ini. Segala cerita ada di kebun ini mulai dari lelucon paling tidak mutu namun wajib, skripsi, pekerjaan, kisah patah hati dan kasmaran, sosial project, politik dan pemerintahan, gosip seputar tetangga Pensip, and everything.. 

Senang rasanya saat sore datang dan harus ke kebun. Meski kadang harus naik ojek dari rumah ke kebun karena mereka sok sibuk jadi tak sempat menjemputku, namun rasa kepo untuk melihat perkembangan sayur-sayur membuatku tetap pergi.
Ketika salah satu dari kami berempat tidak datang kami akan mengerahkan media-media sosial untuk memancingya datang. Haha.. Ahh.. Rindu sekali sama mereka bertiga. 
Tak jarang aku dimarahi Bapak gara-gara terlambat pulang dari kebun, tapi Bapak memang begitu dari jaman dahulu kala. Dan kami suka (pura-pura) lupa waktu kalau ngumpul, juga dari jaman dulu waktu bajunya masih putih abu.

Banyak teman yang sering mengunjungi kebun kami dan membantu berbagai macam kebutuhan kebun. Ada yang membantu bikin pagar, ada yang menyiram sayuran, ada yang cuma bikin rame dan update status hihi.. Dan yang memorable banget, waktu jam 12 malam bertempat di gapura kota kami turunkan backdrop ucapan selamat datang kepada menteri yang acaranya sudah expired beberapa bulan lalu. Gokil sekali itu, ada Ando, Ferdy, saya dan David Gomez. Backdrop itu dipakai untuk membalut pagar kayu kebun kami agar ternak tetangga tak bisa serobot masuk ke kebun. Nilai plusnya kami membantu menjaga keindahan kota. :DD

Kebun kami agak lamban dibanding kebun sayur lain pada umumnya. Kalau biasanya masa panen kangkung & sawi berkisar 20-28 hari, maka kangkung dan sawi di kebun kami adalah sekitar 50 hari atau sekitar 5-6 minggu. Hampir seluruh hasil panen di-delivery-kan kepada semua pihak yang pernah bersinggungan dengan kebun. Hanya sekitar 1/6 dari total panen yang dijual. Memang melenceng dari rencana awal yang memprioritaskan profit. Namun bukankah berbagi jauh lebih indah? :)

Bagi kami penjualan hasil panen kebun adalah nomor sekian. Yang pasti kami bisa belajar dan menginspirasi teman-teman. Semoga ada efeknya.. Dan terpenting kebun ini jadi alasan kami untuk bertemu dan berbagi setiap hari. Kebun ini cukup berkontribusi untuk persahabatan kami. Di akhir pekan kami biasanya jalan-jalan melepaskan lelah atau sekedar bakar-bakar ikan dan pisang di malam minggu. 

Kebun ini cuma berjalan satu kali siklus panen saja karena sumur sumber air tempat kami men-supply air tidak dapat digunakan lagi. Lagi pula Ando dan Ferdy mendapatkan sebuah job yang mengharuskan mereka untuk keluar kota. Saya juga harus kembali ke Jogja, Iskar mengurusi kerjaan dan mempersiapkan diri jadi calon suami idamannya Kaka Nona haha...

The garden may takes just a very short time, but you know what? It takes a long time to grow an old friend.














*Post ini ditulis ketika saya kangen ngopi sore di kebun, ketawa setiap kali Iskar muncul, kangen setiap malam selalu mampir beli donut di Baba Kegi dalam perjalanan pulang, main ke rumah Ibu Eet & Om Tukang dll dll.. And mostly rindu kalian :*

2 Comments

  1. serunyaaa
    serasa menyatu dengan alam ya kak

    ReplyDelete
  2. Ina ni borong semua gagasan artikel ttg ini. saya tidak tau mo tulis apalagi. Lengkap na

    ReplyDelete