SERING sekali saya lewati Pintar Asia Beach atau orang Maumere lebih akrab dengan sebutan Pintu Air Beach dan Pante Pintu Air, merujuk pada lembaga pemiliknya. Sejak diresmikan akhir Oktober tahun lalu, setiap melintasi jalanan Maumere-Magepanda, pantai ini pasti mencuri perhatian pengguna jalan. Pasalnya, dari luar gerbang masuknya, tampak di antara hamparan pohon kelapa, tiang-tiang yang berjejer menuju pantai dengan buah-buah kelapa yang ditata pada tiang-tiang tersebut. 

Seorang teman pernah berkata pantai ini ramai saat ia kunjungi pada akhir pekan. Ini yang membuat saya yang sangat suka pantai enggan datang berkunjung. Namun, beberapa sore yang lalu, tepatnya Minggu, 11/7, saya bersama dua teman, Afyniana dan Yovind, pergi ke arah barat Maumere untuk mencari pantai hanya untuk menikmati bersantai di pinggir laut.

Kurang dari 15 menit, begitu sampai di Nubat, Kelurahan Hewuli, Kecamatan Alok Barat, kami memutuskan untuk masuk ke area wisata Pantai Pintu Air ini. HTM-nya terjangkau, Rp 5.000,- per orang dan sudah termasuk parkir.

Beruntung karena meskipun akhir pekan, pantai tidak ramai pengunjung. Angin berhembus pelan dan laut sangat tenang khas pantai utara. Langit yang bukan di kota besar memang selalu indah dari pagi hingga malam. Namun, tidak ada pemandangan langit yang bisa lebih cantik dari fajar dan senja di pantai.

Kami duduk-duduk di bibir pantai beralas pasir, bercerita ringan, bermain ombak, foto-foto dan TikTok-an, mengudap jajanan yang kami beli dalam perjalanan, sambil menikmati senja dengan semua panca indera kami ditemani lagu-lagu dengan beach vibes.

Di pantai ini tersedia bale-bale dan lopo yang disewakan dengan harga mulai dari Rp 25.000,-. Menurut saya worth it sekali memilih pantai ini bila ingin chill, lari sebentar dari hari-hari yang monoton, dengan catatan datang saat sore ketika pantai beranjak sepi. 

Asyik bercerita, kami pulang ketika hari sudah gelap dan nyamuk atau entah serangga apa mulai mengusik. It was a lovely day! 






2 Comments