SUDAH menjadi tradisi bagi umat Katolik menamai anak mereka mengikuti nama santo/santa. Salah satu alasan paling sering saya dengar adalah karena orang tua ingin anak mereka bertumbuh dalam iman mereka. Orang-orang kudus dikenal karena menjalani teladan hidup dan iman mereka yang luar biasa.

Pernahkah kamu kepo, mengapa kamu dinamai mengikuti santo/santa tertentu? Waktu masih kecil, saya pernah menanyakan ini kepada Bapa. Saya dan kakak-kakak dinamai berdasarkan santa/santo yang diperingati pada hari lahir kami. Setidaknya kakak pertama, Anna lahir pada 26 Juli tepat pada peringatan St Anna dan St Yoakim. Abang, Matias lahir pada 15 Mei, sehari setelah Pesta St Matias Rasul. Sementara saya dan kakak kedua entah kenapa dinamai Hermina dan Bonifasia. Menurut Bapa, sejak tanggal 19 Desember, orang-orang kudus yang namanya tertulis dalam kalender hanyalah para santo. Sampai beberapa hari setelahnya baru ada nama perempuan, yaitu Hermina. Itulah mengapa saya dinamakan Hermina.

Masuk akal bagi saya. Meskipun sangat jarang nama sang santa muncul di kalender bulan Desember, saya setidaknya pernah melihat sendiri, waktu kecil entah tahun berapa, ada tertulis: "Adam & Hawa, Hermina" pada tanggal 24 Desember. 

Saya tidak pernah memusingkan pilihan nama santa ini, tetapi yang pasti saya senang karena anti-mainstream. Zaman sekolah, di buku absen kelas jelas kelihatan rata-rata nama anak perempuan menggunakan nama Maria sebagai nama baptis. Ya, Bunda Maria adalah idola semua orang, tapi terlalu pasaran ga sih? Hehe sorry, Mama Mary.. Yang paling menyenangkan adalah ketika saya mulai mengenal Harry Potter. Nama Hermina membuat saya merasa menjadi karakter Hermione Granger haha.  

Sampai ketika saya bekerja di majalah HIDUP - mingguan Katolik - saya terbiasa mendengar kisah santo/santa di ruang redaksi. Saya lalu mencari tahu siapa St Hermina sebenarnya. Dan yang saya temukan adalah, St Hermina (1866-1900) rupanya seorang martir yang juga menggunakan nama Maria. 

Nama lengkapnya Hermina Grivot dari Perancis. Irma, sapaannya, adalah putri pembuat barel. Dia anak yang aktif, cerdas, hangat, dan sensitif. Namun, dia memiliki riwayat kesehatan yang buruk dan hanya menyelesaikan pendidikan sekolah dasar. Keinginannya kuat untuk masuk biara, meski sempat ditentang keluarganya. Saya senang sekali dan merasa punya koneksi dengan St Hermina ketika tahu dia seorang Fransiskan, tepatnya dari Kongregasi Fransiskan Misionaris Maria (FMM). Namanya pun kemudia berubah menjadi Marie Hermine de Jesus.

St Hermina bertugas mengurus biara dan berlatih merawat orang sakit. Pada tahun 1898, Hermina dikirim sebagai misionaris ke Taiyuanfu, Shanxi, Tiongkok, sekaligus bertugas sebagai superior kelompoknya. Shanxi adalah tempat lahirnya kekristenan di Tiongkok. Bersama dengan beberapa rekannya, termasuk St Maria della Pace, Hermina merawat orang sakit pada sebuah rumah sakit miskin, serta orang-orang yang terlantar. Motonya: “Kristus besertaku, apa yang harus aku takuti?” 

St Hermina bersama beberapa uskup, puluhan imam, bruder, suster, awam lainnya wafat dalam pemberontakan Boxer tahun 1900. Mereka semua ditangkap dan disiksa sampai mati. Sebagian besar dari mereka menjadi orang kudus dan dikenal sebagai Para Martir Tiongkok. St Hermina menghembuskan napas terakhirnya pada 9 Juli 1900. Dia dibeatifikasi oleh Paus Pius XII tahun 1946. Kemudian pada 1 Oktober 2000, dikanonisasi oleh Paus St Yohanes Paulus II, idola gue!

Meski literatur tentang St Hermina umumnya hanya kisah singkat, menurut saya, St Hermina adalah sosok yang berani. Dia percaya diri di dalam Tuhan. Darinya saya boleh belajar untuk melepaskan beban/kekhawatiran yang saya pikul, dan biarkan Tuhan yang membawanya untuk sementara waktu.

Sejak mengenal santa pelindungku ini tiga tahun silam, saya berkomitmen mengenangnya setiap tanggal 9 Juli, ketika Gereja memperingatinya. Setidaknya dengan mengikuti Misa.

Hari ini saya mengikuti Misa di kapel Biara Simeon Ledalero. Saya bahagia karena boleh memperingati sang santa. Dinamai mengikuti nama santo/santa, menjadi kesempatan untuk belajar lebih banyak tentang orang-orang kudus dan kisah-kisah inspiratif mereka.

Kelak bila punya anak, saya ingin menamai mereka seperti santo-santa idolaku: St Fransiskus Asisi atau St Ignatius Loyola, dan St Maria, terlepas dari peringatan orang kudus pada hari lahir mereka. Hehe..

Anyway, happy feast day, St Hermina! I guess it's because of you that I was very good in Chinese class during high school. Hehe, just kidding!

0 Comments