SOLO saya pakai sebagai judul post karena traveling ke Kota Solo dan saya pun pergi seorang diri. Seperti lagunya Wiz Khalifa: I fly solo.. and I fly solo.. :D Perjalanan kali ini memang tidak begitu jauh dari Jogja tetapi ini sangat mengesankan dan saya sangat amat excited. Guess why? Ini adalah pertama kalinya saya traveling seorang diri. Benar-benar sendiri. Kalo ke mana-mana sendiri sih saya sudah biasa, tapi kali ini mutar-mutar kota pun saya lakukan sendiri. Dan ternyata begitu menyenangkan, saya benar-benar bebas ke mana pun kaki ini ingin melangkah. 
Saya ke Solo tidak dari Jogja, tetapi dari Salatiga. Bersama teman-teman melewati hari tanggal 15-17 di Kota Salatiga. Hari Minggu tanggal 17 Februari teman-teman saya kembali ke Jogja, dan saya stay di Solo. Tiba di Kota Solo dari Salatiga kami main dulu di Solo Square. Putar-putar mall sebentar, lalu makan siang. Saya sempatkan membeli peta Kota Surakarta waktu main di Gramedia-nya. Harganya belasan ribu. Setelah makan siang mereka mengantarku ke daerah Mojosongo lalu melanjutkan perjalanan kembali ke Yogyakarta. Mojosongo, sekitar kampus Universitas Setia Budi adalah tempat aku tinggal selama di Solo. Saya nginap di kost teman saya, jadi bisa menghemat anggaran hitung-hitung bisa reuni lagi. :) Okay, enough for intro, now let's go to the true adventure of my very first solo traveling :)

Hari Pertama, 18 Februari 2013

Hari Senin pagi pukul 09:00 saya memulai perjalanan saya dengan modal peta, keberanian dan sedikit uang. Dengan menumpang angkot 07 (Rp 3.000,-) saya meluncur menuju Museum Batik Danar Hadi yang terletak di Jl. Slamet Riyadi 261. Waktu di angkot saya sempat nanya-nanya tentang tempat itu. Ternyata bapak supirnya salah mengerti; pikirnya saya mau ke Kantor Danar Hadi jadi saya diturunkan di Matahari dan ditunjukkan tempatnya yang tidak jauh dari situ. Sampai di sana, saya dikasihtahu kalau ternyata ini hanya kantornya dan museumnya bukan di situ. Saya pun naik becak dari kantor menuju Jl. Slamet Riyadi, dengan membayar Rp 10.000,-. Setibanya di sana saya membeli tiket masuk, petugasnya tidak menanyakan apakah kita pelajar atau umum, padahal dari info yang saya dapat harga buat pelajar beda dari umum. Jadi kita harus memberi tahu sendiri bahwa kita pelajar dan menunjukkan kartu pelajar/mahasiswa. Untuk umum HTM-nya Rp 25.000,- sedangkan untuk pelajar Rp 15.000,-
Karena hari itu bukan hari libur museum ini sepi. Saya ditemani oleh seorang pemandu yang ramah dan lumayan cakep yang menjelaskan segala hal yang berkaitan dengan batik. Museum Batik Danar Hadi adalah museum batik terbaik dan terlengkap di dunia. Koleksi batik yang ada berjumlah lebih dari 10.000 helai kain batik. Pengunjung tidak diperkenankan foto-foto selama menjelajah galeri. Ada banyak hal yang saya dapatkan dari penjelasan sang pemandu baik tentang batik, maupun tentang museumnya. Tetapi ceritanya akan saya posting tersendiri. Tunggu ya.. :) Intinya bicara tentang batik itu bukan bicara tentang motifnya tetapi prosesnya. Nah, di balik galeria batik ini terdapat ruangan besar di belakangnya, di mana kita dapat menyaksikan proses pembuatan batik secara langsung. Di sini ritual foto-foto sudah bisa dilaksanakan.

Dari museum batik ini saya mampir sebentar ke toko buku Gramedia yang terletak persis di depannya - hanya untuk lihat-lihat. Setelah 10 menit-an saya melanjutkan perjalanan ke Pasar Triwindu dengan berjalan kaki. Pasar Triwindu menjual barang-barang antik. Hmm aku banget nih..hehe Keren-keren banget barang-barang antiknya tapi saya cuma membeli perangko untuk menambah koleksi saya, lagian ringan jadi tidak repot-repot membawanya.

Waktu menunjukkan pukul 12:10 dan saya belum lapar, jadi saya meneruskan perjalanan menuju Pura Mangkunegaraan yang letaknya sangat dekat dengan Pasar Triwundu. Pura Mangkunegaran adalah salah satu situs budaya penting yaitu istana Sri Paduka Mangkunagara di Surakarta. Pura ini dibangun setelah tahun 1757 atas Perjanjian Salatiga 1755 yang isinya membagi pemerintahan Jawa menjadi  Kesultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta oleh  VOC. Kerajaan Surakarta terpisah setelah Pangeran Raden Mas (Mangkunegoro I)Said terus memberontak pada VOC dan atas dukungan sunan mendirikan kerajaan sendiri tahun 1757. 
Pura Mangkunegaran ini memiliki ciri yang sama dengan Keraton Surakarta, yaitu pada pamedan, pendopo, pringgitan, dalem, dan kaputran, yang dikelilingi oleh tembok yang kokoh dan terdapat banyak aksen Eropa Kuno. HTM Pura Mangkunegaran adalah Rp 10.000,- dan untuk pemandunya silakan memberi dengan sukarela.


Setelah puas keliling-keliling istana saya istirahat dan makan siang di depan kompleks Pura Mangkunegaran, makan dan minum Rp 8.000,- :D Setelah energi pulih kembali saya naik becak menuju Pasar Klewer, bayar becaknya Rp 7.000,-.
Pasar Klewer hampir sama seperti Pasar Bringharjo Yogyakarta, penjual batik berjejer dari ujung ke ujung. Setelah hampir setengah jam saya keliling-keliling mencari sesuatu yang bisa dibeli sebagai kenang-kenangan dari Solo (tapi tidak ketemu) saya pun keluar tak tahan gerahnya :DD


Dari situ saya berjalan beberapa menit menuju Kampung Wisata Batik Kauman, Jl. Rajiman. Kampung Kauman adalah kampung kuno dan klasik merupakan tempat tinggal para saudagar batik. Pada umumnya berstatus berstatus abdi dalem di keraton, jadi batiknya biasanya batik tulis klasik keraton. Kauman dalam masa pergerakan perjuangan mempunyai tokoh-tokoh perjuangan seperti Boedi Oetomo dan H. Bakrie. Menyusuri kampung ini dari utara ke selatan utara sambil sesekali masuk ke galeri batiknya, saya pun tembus ke Jl. Slamet Riyadi.

Hari mulai sore, saya berjalan kembali ke Pasar Triwindu untuk menunggu angkot 07 yang akan membawa saya kembali ke Mojosongo. Setibanya di Mojosongo sambil menunggu teman saya pulang praktek dari rumah sakit saya meluncur ke Gua Maria Mojosongo yang tidak begitu jauh. Yah, hitung-hitung menghabiskan sore hari sambil berteduh sebentar. Setelah jalan kaki sekitar 15 menit saya tiba di gua ini. Di dalam kompleks wisata rohani ini terdapat patung Bunda Maria dalam gua dan Salib Yubileum. Waktu saya ke sini Gua Maria sedang dalam proses perbaikan.

Pukul 18:30 dalam perjalanan pulang saya singgah makan malam di pinggir jalan.
Hari pertama, menyenangkan, luar biasa dan wow! :D Thanks God..

Hari Kedua, 19 Februari 2013

Pagi ini saya masih bercerita banyak dengan teman saya, jadi perjalanan dimulai pukul 10:00. Hari ini prioritas saya adalah Pandawa Water World; saya suka bermain air :D Saya naik angkot 07 dan turun di perempatan Novotel - Jl. Slamet Riyadi. Karena informasi yang saya dapatkan tentang angkutan umum menuju Pandawa menyatakan bahwa angkutan ke arah Solo Baru ini tidak tersedia, saya pun nekad naik taxi sambil dalam hati berdoa agar biayanya tidak mahal, minimal tidak lebih dari harga harga tiket masuknya. HTM-nya kalo weekend Rp 100.000,- dan hari biasa Rp 50.000,- ... Alhamdulilah dengan membayar taxi Rp 20.000,- saya tiba di depan pintu Pandawa Water World dengan wajah mupeng berseri-seri. Yaaaayyyyy!!! Let's play :D
Karena sedang ada kerjasama dengan Indosat, pelanggan Indosat dapat diskon 20% alias hanya membayar Rp 40.000,- Hohoho lucky me! Oops tapi jangan lupa membayar Rp 5.000,- untuk sewa loker plus uang jaminan Rp 25.000,- Nanti kalo kunci loker sudah dikembalikan, uang jaminannya akan kita terima kembali. 

Pandawa Water World sangat bagus meskipun tidak begitu besar. Ruang ganti dan toiletnya bersih, nyaman dan banyak jumlahnya. Saya langsung mencoba wahana-wahana yang ada. Dari semua yang paling saya suka adalah black hole, di mana kita akan lewat berputar dalam terowongan hitam gelap dan tiba-tiba terjun bebas di air. Wow.. Aku sampai tiga kali mencobanya haha.. Yang tak kalah menarik adalah race slide dan body slide.
Tak sia-siakan kesempatan saya puas-puaskan bermain air. :D Setelah perut mulai keroncongan saya pun menyudahi kebahagiaan ini. Mandi, berganti pakaian dan lanjutkan! Menyusuri Jl. Cemara Raya hingga sampai di jalan raya. Saya makan siang di warung pinggir jalan depan Carrefour. Makan minum cukup membayar Rp 8.000,- Bersantai sebentar dan saya pun pulang.

Waktu pergi tadi Jl. Yos Sudarso dengan Pandawa terasa dekat. Jadi saya memutuskan untuk jalan kaki saja, dan memang tidak ada angkutan umum yang lewat. Lagu-lagu reggae dan Liburan Indie setia di playlist menemani perjalananku. Perjalanan semakin jauh dan jauh dari Pandawa, tapi Jl. Yos Sudarso tak muncul-muncul. Istirahat beberapa menit depan RS Dr. Oen Kartosuro dan kembali berjalan. Jalan yang saya susuri ini tidak masuk dalam peta yang saya bawa. Sempat bertanya ke bapak-bapak di pinggir jalan tentang arah jalannya. Tapi makin lama saya ragu dan merasa tersesat. Saya lalu mampir di pinggir jalan dan ngobrol sama bapak penjualnya. Saya disarankan naik bus saja ke arah kota tapi harus menunggu lama, bisa lebih dari sejam. Hari makin sore dan saya harus mengejar angkot 07 yang beroperasi sampai jam empat sore saja. Hampir satu setengah jam lebih menunggu bus yang tak kunjung datang ini, saya pun putuskan untuk naik becak. Tawar-menawar sampai dapat harga Rp 10.000,- sama tukang becaknya saya diantar sampai ke tempat angkot 07 ngetem. 

Hari Ketiga, 20 Februari 2013

Hari ini adalah hari terakhir dari traveling solo saya. Pukul 10:00 saya berangkat dari kost, bingung naik apa menuju Taman Satwa Jurug, kata teman saya tidak jauh kalau naik taxi paling lima belasan ribu. Saya pun sok manja dan pergi pakai taxi dan sayangnya harus merogoh kocek Rp 20.000,-. HTM Taman Satwa Jurug ini Rp 8.000,-. Saya mengunjungi tempat wisata ini bukan karena ini kebun binatang, tetapi banyak sumber yang menyatakan bahwa di sini spot yang bagus untuk melihat Sungai Bengawan Solo.
Taman Satwa Jurug sangat sepi pengunjung dan jika dibandingkan dengan Gembira Loka Jogja, bonbin Gembira Loka jauh lebih lengkap dan terurus. Putar-putar sebentar saya lalu menepi menikmati Bengawan Solo yang legendaris itu. Oh ya, di taman satwa ini juga terdapat tugu Gesang dengan notasi balok lagu Bengawan Solo. Selain Bengawan Solo, kita bisa menikmati Telaga Jurug yang tenang dan indah dalam kompleks taman satwa ini.

Keluar dari taman satwa, saya melihat bus Atmo lewat, agak menyesal naik taxi tadi pagi. Saya pun naik bus ini menuju Solo Grand Mall, bayar Rp 2.500,-. Bolehlah main ke mall, biar gahol :D Sebelum masuk ke mall saya makan siang di deretan soto pinggir jalan. Tempatnya sejuk dan nyaman, murah lagi cuma Rp 8.000,-
Solo Grand Mall ternyata tidak begitu besar, dan baru lima menit di dalamnya saya langsung keluar menyusuri Jl. Slamet Riyadi. Beruntung jalanan ini saya susuri dengan bejalan kaki jadi saya bisa menikmati atmosfer Solo yang ramah dan nyaman. Kenyamanan Solo ini tidak hanya tampak dari ramah masyarakatnya, tetapi jalannya yang teduh dengan bangku-bangku taman klasik menjadikannya luar biasa. Karena jalan kaki saya jadi bisa melihat tempat-tempat yang tidak saya rencanakan, salah satunya Taman Sriwedari. Saya lalu mampir sebentar ke Taman Sriwedari yang sering dijadikan sebagai taman/tempat diselenggarakan acara-acara hiburan di Kota Solo ini.
Sampai di perempatan Gramedia saya pun naik angkot 07 kembali ke kost.


Angkutan umum di Solo ini sangat banyak dan saya bersyukur karena merasa terbantu untuk ke mana-mana. Dan saya kira transportasi umum ini juga menunjukkan keberpihakan pemerintah Surakarta pada masyarakat kecil. Dr. Erol Ozan seorang penulis dan profesor IT di East Carolina University pernah berkata,You can't understand a city without using its public transportation system.” :)

Oh ya karena ini adalah traveling seorang diri saya yang pertama kalinya jadi saya juga akan sharing beberapa hal. Pertama, solo traveling (traveling sendirian) sangat menyenangkan dan menantang. Kita bisa bebas mengatur segalanya tanpa harus menimbangkan keputusan tertentu atau bahkan membatalkannya karena perbedaan pendapat. Bisa lebih mengatur waktu, tempat dan apa saja sesuai kemauan dan kemampuan kita. Kedua, solo traveling adalah pelajaran untuk memperkuat mental dan nyali serta kita bisa lebih mengenal diri sendiri. Harus berhadapan dengan dunia yang benar-benar baru, only by myself. Ketiga, solo traveling menjadi kurang enak karena kapasitas narsis akan menurun, alias tidak ada yang mem-foto diri kita di setiap kesempatan :D Tapi justru kita jadi lebih paham bahwa foto itu tidak se-berharaganya apa yang kita lewati dan rasakan. Keempat, hal yang penting dalam solo traveling adalah jangan takut dan jangan malu.
Yah, semoga ini menjadi solo traveling pertama yang akan membawa saya ke solo traveling berikutnya lagi yang lebih luar biasa. :)

Kampung Wisata Batik Kauman, Solo





PS: Kalo ke Solo, jangan lupa mampir ke Keraton Kasunan Surakarta. (Sudah saya kunjungi tahun 2011 kemarin)
Karanganyar, Jawa Tengah

14 Comments

  1. Kapan-kapan mampir kesana ahhhh :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Arman, Solo ini must visit city :D
      Salam kenal..

      Delete
  2. Sayang gak ketemuan....lupa tukeran nomer hp ya mbak...tapi ta sudahlah,,,yang peting Mbak Ina (eh bener gak ya manggilnya? senang menikmati Solo dan segala isinya. Kok gak mampir ke keraton kasunanan mbak? Next time ya...:)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo Mbak Yus Mei :) Iya maybe next time. Kemarin 2011 udah main ke keratonnya mbak jadi ga ke sana lagi. Hehe.. Makasih mbak, salam kenal..

      Delete
  3. wah, seru banget ya bisa traveling gitu.. ^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehe iya seru banget. Sekali-sekali mesti dicoba :D

      Delete
  4. Waow keren dan seru banget tu na.....
    hehhehe buat sy pengen

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Novi.. seruuu sekali. Kalo niat pasti bisa hehe

      Delete
  5. Saya lebih sering jalan-jalan sendirian, tapi pas ke Solo dulu rame-rame. Bahkan bisa dibilang rame banget, rombongan satu gerbong kereta :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Satu gerbong? :D ramee betul, tapi sendiri ato rame-rame punya plus minusnya masing2 toh mas?

      Delete
  6. Waaahhhh seru banget kaaaaakkk. mupeng. aku pernah bolang ke solo tapi nggak ampe ke hutan2nya dan waterboomnya hehehehe kakak keren deh solo travelling in solo nya!! serius.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasih dek. Boleh dong jadi alasan buat bolang lagi ke Solo :D

      Delete
  7. Kayaknya seru ya jadi solo travel. Mandiri gausah pake EO EO-an segala haha. Perlu di ciba nih kayanya..
    Kalo ke Jogja gimana tuh ya akomodasinya? Murah ke Solo atau ke Jogja ya? hehe Salam kenaal

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo Pradis.. Iya worth to try sekali. Rata-rata biaya hidup Solo & jogja sama kok. Cuma kalo ke Jogja sebaiknya sewa kendaraan aja bt transportasi keliling2, hehe. Salam kenal juga. Terima kasih sudah berkunjung :))

      Delete