Paskah tahun ini saya memutuskan untuk mengambil bagian dalam pementasan tablo Jumat Agung. Bukan di gereja paroki saya (St. Mikael Pangkalan Adisutjipto) melainkan ikut bergabung bersama teman-teman OMK Paroki St. Maria Assumpta Babarsari.
Di sela-sela kesibukan saya dalam komunitas dan organisasi lain, yang pada waktu bersamaan sedang banyak aktivitas saya tetap memantapkan hati untuk ikut. Motivasi  saya adalah selain karena saya menyukai teater, saya ingin turut terlibat aktif dalam kegiatan orang muda gereja, bukan hanya di luar saja.

Jadilah saya mendaftar dan rutin mengikuti latihan yang diadakan 3-5 kali seminggu.
Buat yang belum paham tentang tablo ini, tablo Jumat Agung adalah penampilan teatrikal prosesi jalan salib mengenang kisah sengsara Tuhan Yesus. Biasa dipentaskan pada hari raya Jumat Agung, dan merupakan rangkaian dari perayaan Paskah yang dirayakan oleh umat Kristiani di seluruh dunia.


Saya mendapat peran sebagai salah satu wanita Yerusalem yang menangisi Tuhan Yesus. Dengan ikut tablo saya jadi punya teman-teman baru yang seiman, jadi sering olahraga juga karena latihan pasti diawali latihan fisik a la anak-anak teater. Pokoknya seru dan menyenangkan. Kami kerap dimarahi sama Mas pelatih karena kurang serius, anggota sering tidak lengkap, tidak hafal teks dll. Tapi justru itu membuat latihan jadi seru dan kami jadi lebih akrab. Dan syukur bahwa pementasan hari-H berjalan dengan sangat baik dan lancar. Bahkan alam pun mendukung; hari Jumat 3 April 2015 cerah meski sedang musim hujan. :))

Satu hal yang saya renungkan, saya semakin merasakan kebaikan Tuhan dan jadi lebih bersyukur. Tuhan begitu baik pada saya (kita manusia) yang penuh salah dan dosa. Siapa sih saya ini? Sampai seorang Raja mau berdarah dan mati untuk saya? Saya siapa sampai Bapa merelakan putra tunggal-Nya wafat di kayu salib?

Anyway, ikut dalam pentas tablo ini terasa bermanfaat bagi saya. Saya jadi banyak belajar lagi tentang pementasan drama, menghayati dan mengekspresikan tokoh, komunikasi dalam drama, nada bicara, gerak tubuh ... sampai dengan cara berjalan agar pesan yang dibawa sang tokoh dapat sampai ke penonton.  Dan yang terpenting adalah tablo membuat saya merasakan secara dekat bagaimana Tuhan Yesus menderita untuk menebus dosa-dosa manusia.



Foto bersama Romo Paroki setelah pentas.


Yesus & Romo Doni sebelum pentas

Behind the scene, ritual ini dimulai jam 4 banget.

Yeaayy..!!

My dearest rumpik :*

Love you, guys!

Dokumentasi pementasan lebih banyak dari OMK Babarsari bisa klik di sini!

0 Comments