"Tempat itu porak poranda.
Dari jendela itu, aku dapat melihat ke dalam.
Seandainya pintu bagian dalam tertutup, aku tidak bisa mlihat apapun.
Tetapi pintu itu terbuka lebar dan cukup banyak yg bisa kulihat.
Ada yang hancur, berserakan, dan berkelap-kelip terkena lampu yang masih menyala di siang hari.
Aku melihat ke kanan dan ke kiri melalui jendela itu, lalu menyusuri serambi.
Aku kemudian memutuskan untuk brjalan melewati semak2 untuk menuju ke jendela yang berada di sebelah serambi.
Jendela itu adalah jendela yang terdapat di ruang duduk.
Ruang duduknya hancur berantakan.
Tidak ada kursi yang berdiri tegak.
Banyak di antaranya yang terkoyak, sementara isinya berhamburan ke mana2.
Seperti baru melalui sebuah pertempuran hebat."


Winter and Night

0 Comments