Bukit Nilo
Hai… Saya kembali lagi. Kali ini saya mau berbagi tentang salah satu tempat
wisata yang spesial. Ya, spesial karena cerita yang ini datangnya dari tempat
asal saya, Maumere Manise.
Jika kita sedang berada di tengah Kota Maumere dan memandang ke arah barat daya maka akan terlihat patung Bunda Maria berdiri di puncak sebuah bukit menatap ke arah kota kecil ini. Patung Maria Bunda Segala Bangsa ini seperti sedang melindungi Kota Maumere. Yah beda-beda tipislah sama patung Kristus raja di San Paulo, Brazil. Hehe..
Ini adalah perjalanan saya yang kesekian kalinya ke Bukit Nilo. Bedanya perjalanan kali ini tidak terencana. Tiba-tiba saja kami memutuskan untuk jalan-jalan ke sana. Tidak heran, karena jarak Bukit Nilo dari Maumere cukup dekat, sekitar 5-7 Km. Saya bersama dua orang sahabat saya: Ferdy dan Nicky pergi ke sana menggunakan sepeda motor. Bagi Anda yang mau menggunakan transportasi umum ada angkutan umum semacam angkot, atau biar tidak ribet ganti angkot di terminal, ojek bisa menjadi pilihan. Cukup dengan membayar Rp 10.000,- Anda sudah bisa sampai ke Nilo dari kota. Nilo termasuk dalam wilayah Kecamatan Nita. Nama sebenarnya Desa Nilo, Bukit Keli.
Jalan menuju Bukit Nilo tergolong bagus (untuk standar wilayah NTT). Di kiri kanan jalan terdapat rumpun pohon bambu dan kebun mete milik penduduk. Matahari yang menyengat tidak akan mengalahkan sejuknya perjalanan dengan udara yang bersih. Semakin dekat ke puncak pemandangan yang akan kita nikmati semakin indah. Yang ada hanyalah padang rumput, pepohonan hijau. Kamipun sempatkan foto-foto sebentar di tengah perjalanan. Hehe..
Begitu sampai di puncak bukit kita akan menyadari betapa besar, anggun dan luar biasanya patung Maria Bunda Segala Bangsa ini. Patung ini terbuat dari perunggu dengan berat sekitar 6 ton dan tinggi sekitar 18m dengan fondasinya setinggi 28 meter.
Dari puncak bukit ini silahkan menikmati panorama indah di sekelilingnya. Seluruh Kota Maumere pun dapat kita lihat dari puncak bukit ini. Keindahan alam ini membuat kawasan ini tidak hanya menjadi tujuan wisata bagi kaum nasrani.
Dulu waktu SMA, saya dan teman-teman pernah berkemah di daerah ini dan pagi harinya kami menyaksikan sunrise yang amat sangat indah. jadi tempat ini pun recommended untuk berburu sunrise.
Jika kita sedang berada di tengah Kota Maumere dan memandang ke arah barat daya maka akan terlihat patung Bunda Maria berdiri di puncak sebuah bukit menatap ke arah kota kecil ini. Patung Maria Bunda Segala Bangsa ini seperti sedang melindungi Kota Maumere. Yah beda-beda tipislah sama patung Kristus raja di San Paulo, Brazil. Hehe..
Ini adalah perjalanan saya yang kesekian kalinya ke Bukit Nilo. Bedanya perjalanan kali ini tidak terencana. Tiba-tiba saja kami memutuskan untuk jalan-jalan ke sana. Tidak heran, karena jarak Bukit Nilo dari Maumere cukup dekat, sekitar 5-7 Km. Saya bersama dua orang sahabat saya: Ferdy dan Nicky pergi ke sana menggunakan sepeda motor. Bagi Anda yang mau menggunakan transportasi umum ada angkutan umum semacam angkot, atau biar tidak ribet ganti angkot di terminal, ojek bisa menjadi pilihan. Cukup dengan membayar Rp 10.000,- Anda sudah bisa sampai ke Nilo dari kota. Nilo termasuk dalam wilayah Kecamatan Nita. Nama sebenarnya Desa Nilo, Bukit Keli.
Jalan menuju Bukit Nilo tergolong bagus (untuk standar wilayah NTT). Di kiri kanan jalan terdapat rumpun pohon bambu dan kebun mete milik penduduk. Matahari yang menyengat tidak akan mengalahkan sejuknya perjalanan dengan udara yang bersih. Semakin dekat ke puncak pemandangan yang akan kita nikmati semakin indah. Yang ada hanyalah padang rumput, pepohonan hijau. Kamipun sempatkan foto-foto sebentar di tengah perjalanan. Hehe..
Begitu sampai di puncak bukit kita akan menyadari betapa besar, anggun dan luar biasanya patung Maria Bunda Segala Bangsa ini. Patung ini terbuat dari perunggu dengan berat sekitar 6 ton dan tinggi sekitar 18m dengan fondasinya setinggi 28 meter.
Dari puncak bukit ini silahkan menikmati panorama indah di sekelilingnya. Seluruh Kota Maumere pun dapat kita lihat dari puncak bukit ini. Keindahan alam ini membuat kawasan ini tidak hanya menjadi tujuan wisata bagi kaum nasrani.
Dulu waktu SMA, saya dan teman-teman pernah berkemah di daerah ini dan pagi harinya kami menyaksikan sunrise yang amat sangat indah. jadi tempat ini pun recommended untuk berburu sunrise.
1 Comments
Bagus. Cuma transportasi umum pp ke nilo lumayan sulit. Ojek salah satu pilihan namun tidak hanya Rp.10.000 karena mesti harus menunggu pengunjung selama di Nilo.
ReplyDelete