Photo0238Judul buku : The Exception to the Rulers: Exposing Oily Politicians, War Profiteers, and the Media That Love Them
Penulis : Amy Goodman & David Goodman
Penerjemah : Evi Setyarini
Penerbit : Profetik
Cetakan : 1, 2005
Tebal : xxx + 430 hlm

         Saya baru saja selesai membaca buku Perang Demi Uang: Membongkar Ketamakan dan Keganasan Elit Politik Amerika. Berikut ini saya akan memberikan sedikit review terhadap buku ini. Untuk memulainya saya akan mengutip penjelasan singkat dari Weekly Publishers:
Journalist and radio host Goodman brings her hard-hitting, no-holds-barred brand of reporting to an array of human rights, government accountability and media responsibility issues, and the result is bracing and timely.
          Dalam buku ini penulis mengambil politisi dari Partai Republik dan Partai Demokrat, menunjukkan biaya hubungan mereka dengan perusahaan multinasional (MNC), dan membuat kasus yang kuat tentang mengapa Amerika sangat membutuhkan media alternatif. Sesama blogger, kita adalah bagian dari media alternatif. Bagi saya kontribusi utama buku ini adalah memberikan bukti yang menunjukkan bahwa aparat korporasi-politik Amerika menggunakan media mainstream sebagai sarana propaganda untuk mengontrol rakyat Amerika. Mungkin kita pernah mendengar tentang militer yang terlibat dalam perang psikologis untuk "memenangkan hati dan pikiran" orang di negara lain, tetapi kita mungkin tidak menyadari bahwa taktik yang sama bekerja di sini. Kakak beradik Goodman ini benar-benar menjadi sumber inspirasi untuk media independen yang kuat yang tidak dikendalikan oleh kepentingan korporasi.

          Menurut saya buku ini begitu bagus, dan saya hanya memiliki dua keluhan tentang Perang Demi Uang. Pertama, deskripsi Goodman dari leluconnya terdengar banyak sekali seperti Michael Moore dan seringkali juga tidak pas. Sebagai contoh, ia menceritakan bahwa ia menghadiri upacara penghargaan di mana pembicara utama dijadwalkan untuk memberikan wawancara kepada media segera setelah upacara. Tidak dapat menunggu, Goodman menyela upacara untuk mempertanyakan pembicara. Sebagai seorang pembaca saya kurang bersimpati untuk ini. Karena, jika pembicara telah sepakat untuk menjawab pertanyaan pada waktu yang dijadwalkan, menurut saya kita tidak perlu membuat adegan yang tidak perlu. Kritik kedua saya adalah bahwa Goodman mengambil setiap kesempatan untuk mempromosikan acaranya, Democracy Now! Kalau saya baca di beberapa media, sepertinya acara ini memang layak promosi sebagai contoh media yang independen. Tapi promosi dalam buku ini tampak berlebihan.

          Terlepas dari itu, saya sangat merekomendasikan buku ini. Buku ini punya nilai entertaining dan informatif. Buku ini memberi contoh untuk media independen yang kuat, sangat inspiratif bagi teman-teman mahasiswa terutama para calon jurnalis.

0 Comments