Dalam hidup ini saya punya orang-orang tertentu yang meskipun (hampir) tidak pernah dekat secara fisik dengan saya, namun saya merasa dekat padanya secara emosional.

Hmmm.. Bisa jadi ini salah satu derivasi dari déjà vu. Saya suka menyebut orang-orang ini dengan ‘fairy’. Sebutan ini tidak ada dasar ilmiahnya sama sekali  - cuma karena saya menyukai kata ini. :D It reminds me of something.

Ok, tentang kedekatan dengan Fairy hanya saya yang bisa merasakannya – dan saya yakin meskipun sedikit tapi Fairy juga merasakannya. Orang lain di luar kami tak’kan bisa memahaminya atau bahkan hanya sekedar menyadarinya.

Kadang saya merindukannya saat gundah dan jenuh. Kerinduan yang saya maksudkan adalah lebih kepada hasrat untuk berinteraksi dengannya.
Namun tak jarang pula saya menyalahkan waktu saat mempertemukan saya dengannya mana kala situasi tidak sesuai dengan ekspetasi saya. Merasakan (bukan mengetahui) dia berada di sekitar saya merasa nyaman.

Saya menikmati aktivitas “merasakan” Fairy. Tak perlu banyak kata yang harus dirangkai oleh bibir saat bersama Fairy. All I have to do is “feel it”. Saya tidak perlu bertanya, kadang jawabannya muncul begitu saja. Merasakan tidak berarti harus di sampingnya. Merasakan maknanya jauh lebih dalam dari melihat dan menyentuh. .

Sabtu Senja di Ujung Malioboro
16 Juni 2012

0 Comments