Untukmu berdua yang mereka bilang
tinggal menikmati syahdunya senja di teras rumah,
terima kasih untuk setiap doa yang tak pernah putus
dari hati kudus kalian.

Aku tahu pasti namaku tak pernah luput
dari tiap darasan sakralmu itu.

Ampuni aku yang masih terus memaksamu berpeluh
di saat kalian sudah terlalu letih
bahkan untuk sekedar menopang tubuh renta itu.

Ampun aku yang kerap menganggap sepele pengorbananmu,
pun ketika aku tahu bahwa hanya kalian yang rela mengorbankan segalanya
hanya untuk mencegah kecewa kecilku.

Atas durhakaku padamu, aku tahu
hati kalian terlalu bersih untuk tidak memaafkanku.

Maka restuilah aku semesta untuk sekedar memberi senyum
di wajah keriput yang selalu berusaha sembunyikan lelahnya.
Sungguh bukan untuk bahagiaku, tapi untuk mereka. 

Biarkan satu hal baik dari aku yang durhaka ini
menjadi semburat bahagia di senja mereka.
Mohonku agar tidak mematahkan satu lagi harapan mereka
yang raganya mulai rapuh.

Jogja, 17 Jan' 2016 10:23 pm

0 Comments