A Long Visit adalah perjalanan Bapa dan Mama yang cukup panjang. Meninggalkan rumah untuk sementara, melakukan tour de Java Bali.

Perjalanan ini berawal dari ibu kota. Jakarta adalah bagian dari cerita cinta Bapa dan Mama. Saat Mama menempuh pendidikan keperawatan di St Carolus, Salemba, Bapa, kekasihnya saat itu, mendapat kesempatan dari Bapa Uskup Larantuka untuk studi selama sekitar tiga bulan di Pusat Musik Liturgi Yogyakarta. Setelah masa studi berakhir, Bapa mengambil sedikit waktu untuk ke Jakarta mengunjungi Mama. Mestinya pada saat itu, menurut jadwal dari keuskupan, Bapa sudah harus kembali ke Flores. Tapi saat mengisahkan ini dalam acara syukuran HUT Pernikahan ke-30, tahun 2012 silam, Bapa bilang, "Bapa Uskup marah juga, terserah!" Hahaha..

Sebagian catatan yang saya tulis di bawah ini saya salin dari postingan saya di Facebook dua tahun lalu.

Day 0

Bapa & Mama berangkat ke Jakarta Rabu, 30/10, siang. Karena tidak membaca baik-baik grup WhatsApp keluarga, saya tidak perkirakan hari itu. Apalagi hari itu cukup padat. Ada meeting tahunan kantor di Gedung Pusat Kegiatan Pastoral KAJ, mulai pagi hingga sore. Di sela meeting itu, saya juga ada tugas liputan, yang syukurnya masih di lingkungan pusat KAJ. Selesai meeting, sekitar pukul 4 sore, saya langsung buru-buru pesan grab car dengan dua titik, ke bandara dengan mampir di kost untuk menyimpan perlengkapan kerja seperti kamera dan laptop. Sedang dalam perjalanan, kira-kira di daerah Srengseng, tiba-tiba dikabari kayanya bakalan nginap di DPS karena pesawat delay. Akhirnya saya memutuskan untuk turun grab di tengah jalan saat itu juga dan cari makan malam. Sementara makan, Bapa WA: "Kami lanjut ke CGK." 

Ya am
 ampun KZL deh aing~ Akhirnya pesan grab lagi cuss ke Bandara Soetta.
I saw Mom and Dad were smiling happily as we met at the airport.

Sangat tidak lumrah bagi Bapa dan Mama untuk ke Jakarta. Kami bukan keluarga yang punya cukup uang untuk liburan seperti ini. Bapa dan Mama hanya pegawai biasa. Pun kami anak-anak tak ada yang kuliah di sini. Jadi memang tidak ada alasan untuk ke sini.

Setelah meninggalkan Jakarta saat lulus sekolah 40 tahun lalu, ini  adalah pertama kalinya Mama menginjakkan kaki di Jakarta. Yup, so much changes she may see.

Sementara Bapa, siklus 20 tahun ke Jakarta; 20 dan 40 tahun lalu ke ibu kota untuk urusan kerja. Mama sering bilang sesekali ingin ke Jakarta untuk sekadar mengunjungi almamater dan teman-temannya dulu.


Selamat datang, Bapa dan Mama!

JAKARTA
Day 1
Kamis pagi saya sudah harus keluar kost sekitar pukul 6:30, untuk mengejar KRL di Stasiun Palmerah, pergi mengajar ekskul di salah satu sekolah di Cempaka Putih. Pulang sekolah, saya harus ke kantor karena pekan itu giliran saya dan partner mengerjakan laporan utama. Jumat esok sudah deadline. Jadi ga bisa selow. Bapa dan Mama seharian di kost. Saya menyiapkan sarapan sebelum berangkat, dan memesankan makan siang dan malam via Grab Food.

Day 2

Jumat besoknya, saya masih berurusan dengan deadline jadi pagi-pagi sudah di kantor. Bapa tiba-tiba WA: "Kami jalan-jalan ke Carolus e.. Bosan di kost terus." Saya sempat genting juga kalau Bapa Mama jalan sendiri. Namun, bersyukur ada Grab selalu ready membantu saat saya di kantor. Akhirnya Jumat, 1/11, Bapa dan Mama pergi sendiri berjumpa beberapa teman Mama dan mantan murid Bapa yang sekarang perawat di Carolus. Mereka pulang ke kost dengan selamat.

Day 3

Sabtu 2/11 pagi, kami mengikuti Misa harian di Gereja MBK. Jelang siang, kami mengunjungi keluarga Bibi Agnes di Pondok Labu. Bibi Agnes adalah sepupu Bapa. 


Kami naik grab ke Stasiun MRT Senayan menuju Stasiun Lebak Bulus. Saya meninggalkan Bapa Mama di sana dan pergi ke Civita Youth Camp, Ciputat untuk mengikuti kegiatan Temu Orang Muda Lintas Iman Peduli Lingkungan. Harusnya saya nginap sampai besok. Saya juga sudah reservasi penginapan via Airy Room di daerah Cilandak agar malam ini Bapa dan Mama bisa nginap di sana. Namun, ada perasaan tidak tenang, sehingga saya putuskan untuk tidak melanjutkan kegiatan itu hingga besok dan pulang sekitar pukul 10 malam.

Karena sudah cukup malam, saya menjemput Bapa dan Mama di Pondok Labu menuju penginapan. Di penginapan, Airy Rooms bermasalah. Meskipun sudah membayar di awal, kami tidak kebagian kamar. Akhirnya kami putuskan untuk kembali ke kost saja meski sudah jauh malam.

Day 4

Kami mengikuti perayaan Ekaristi pagi hari di Gereja St. Perawan Maria Diangkat ke Surga, Katedral Jakarta.
 
Pulang Misa, kami mengunjungi Oma - mama dari Bibi Agnes - di Cipayung, Jakarta Timur dan kembali ke kost saat petang.

Day 5
Hari ini aku bolos kerja. Tidak ada deadline naskah dan tugas liputan, jadi tidak masalah. It's the perk of being a journalist.

Hari ini kami keliling Jakarta.


Dari kost kami main ke mall andalan anak JakBar: Central Park. Kami putar-putar sebentar, makan siang, lalu lanjut ke Kota Tua.


Dari Kota Tua kami naik busway ke Senayan, supaya Bapa dan Mama melihat kawasan Sudirman.


Day 6
Aku ke kantor sebentar untuk setor muka haha, sementara Bapa Mama ke Tebet mengunjungi keluarga sepupu Bapa. Jam makan siang, aku kabur dari redaksi menjemput Bapa dan Mama. Sekitar jam 3, kami pergi jalan-jalan ke Monas bersama sepupuku, Charles.







Kami bersantai sebentar dan antre untuk naik ke puncak Monas. Ini juga pengalaman pertama aku dan Charles.
Dari Monas kami ke Epicentrum Rasuna Said, dekat tempat tinggal Charles, untuk makan malam di Soto Betawi Bang Sawit. 



Day 7
Hari ini aku ke kantor. Bapa dan Mama setelah makan siang, berangkat ke Salemba. Mama ada mini reuni dengan teman-teman zaman sekolah dulu, setelah hampir 40 tahun berpisah.Ada tante yang sengaja datang dari Denpasar buat bisa ikut reunian. So sweet.. Mama bawakan oleh-oleh jagung titi untuk teman-temannya. Haha.



Ibu-ibu ini pergi makan-makan di Kramat. Sementara Bapa menunggu di KFC RS Carolus, bertemu seorang teman lama. Jam 5, aku menyusul mereka ke Carolus. Cukup lama, aku dan Bapa menunggu ibu-ibu ini pulang. Tapi kami maklum sekali.. 😂 Oh ya, serunya lagi ibu-ibu ini pulang ke Carolus naik busway.




Dari Carolus kami ke Plaza Semanggi untuk belanja oleh-oleh untuk para cucu. Aku punya tempat langganan baju anak-anak di sini, barang branded berkualitas harga rakyat jelata.


Usai makan malam, kami kembali ke kost.

Day 8







Hari ini seharian kami berwisata ke Kebun Raya Bogor naik KRL.

Day 9
Pagi ini Bapa dan Mama pergi bersama seorang mantan murid Bapa dulu. Beliau mengajak Bapa dan Mama makan di salah satu resto di daerah Angke. Aku ada liputan pagi, sehingga baru bisa menemani Bapa Mama selesai liputan. Kami janjian bertemu di gereja katedral. Bapa dan Mama diantar Om itu lalu kami berpisah. Terima kasih, Om untuk oleh-olehnya.



Dari katedral kami pergi ke Perpustakaan Nasional. Ini salah satu wishlist Bapa. Aku bangga sekali karena di usia Bapa yang tak lagi muda, semangat belajar Bapa tetap menyala. Ditambah lagi, view ibu kota dari Perpustakaan Nasional, cantik sekali. Pas banget untuk bawa Bapa dan Mama ke sana.

Sekitar jam 5, waktu di mana para budak korporat berhamburan ke jalanan Kota Jakarta, kami juga beralih ke daerah Benhil. Kami janjian untuk makan malam bersama sahabatku, Barbara, di Pizza Hut.
 


Day 10
Kami seharian di rumah Bibi karena esok pagi Bapa Mama akan meninggalkan Jakarta dan melanjutkan perjalanan ke Yogyakarta.



Aku memesankan penginapan via Traveloka untuk Bapa Mama. Malam ini, tugasku adalah memastikan agar Bapa yang sebentar lagi berusia 69 tahun itu mahir menggunakan aplikasi Gojek.

JOGJA
Day 11
Pagi-pagi, matahari belum tampak di langit Kota Jakarta, kami ke Stasiun Pasar Senen menumpang Gocar yang dipesan oleh Bapa. Ini sebagai tanda bahwa urusan transportasi Bapa Mama sudah aman.

Sampai di stasiun, ketika Bapa Mama hendak masuk menuju peron, aku sedih sekali. Rasanya masih ingin bersama mereka lagi. Beberapa hari lalu aku sempat berpikir untuk ikut ke Jogja, tetapi tentu tidak akan diizinkan bila cuti mendadak.


Aku cukup khawatir karena Bapa dan Mama sudah lansia dan pergi sendiri. Tetapi Bapa dan Mama selalu lancar berkabar di grup WhatsApp sehingga kami bisa selalu update.

Dikunjung cucu.

Day 12
Hari ini Bapa dan Mama pergi ke Candi Prambanan. Sebenarnya aku sudah berikan beberapa rekomendasi destinasi lain, karena tahun 2016 lalu, Bapa dan Mama sudah pernah ke Prambanan. Namun, kata Bapa dan Mama, intensi bukan semata-mata Candi Prambanan. Mereka ingin berjumpa dengan sepupuku dan anaknya. Dan tempat yang paling pas menurut mereka adalah di Prambanan. Jadi tak apalah. 


Day 12

Naik becak.

Malioboro for sure. Hari ini Bapa dan Mama jalan-jalan ke Malioboro, aku yakin beli oleh-oleh untuk para cucu: Salvator, Messiah & Kasilda.

SOLO
Day 13

Dengan Kereta Api Prameks dari Stasiun Lempuyangan, Bapa dan Mama ke Karanganyar, Solo, mengunjungi Bude Narti sekeluarga dan ziarah ke makam Bapa Dosi.



MALANG

Day 14
Saatnya meninggalkan Solo, dan melaju dengan kereta menuju Malang, Jawa Timur. Sempat ada insiden yang bikin panik saat itu. Haha. Bapa dan Mama turun di stasiun berbeda di Malang. Rupanya kursi mereka berbeda gerbong. Jadi tidak ngeh bahwa harus turun di stasiun pertama. Belum lagi, jarak kedua stasiun hanya beberapa menit via kereta. Aku yang sedang liputan di bioskop FX Sudirman kala itu harus keluar masuk dan rusuh, gara-gara panik bukan main. Hahaha. Puji Tuhan keduanya bisa ketemu. Terima kasih Gojek, untuk fitur penjemputan dua titiknya.

Seperti sebelumnya, penginapan sudah dipesankan sebelumnya. Anyway, happy 69th birthday, Bapa!

Day 15
Hari ini agenda Bapa dan Mama adalah agrowisata petik apel di salah satu tempat di Batu. Tempat ini mereka dapatkan dari Google. Haha.




Dari kebun apel, Bapa dan Mama pergi ke Susteran Alma, mengunjungi seorang kerabat suster.


Malam hari Bapa Mama check out dijemput travel menuju Bandara Juanda, Surabaya. Bapa dan Mama bersiap terbang ke Bali dengan AirAsia.

Bapa dan Mama tiba di penginapan sudah larut. Tetapi masih sempat video call sebelum istirahat. Bapa bilang, "Ina, kenapa tadi penumpang lain tida dapat makanan? Cuma Bapa dengan Mama saja yang dapat?" Ngakak aku.. Waktu pesan tiket, aku sudah pesankan makanan sekalian karena yakin menunggu di bandara pasti lama dan bikin lapar.

BALI
Day 16
Hari Minggu ini, Bapa dan Mama Misa di Gereja St. Fransiskus Xaverius Kuta.

Pulang gereja, waktunya berjalan-jalan ke Pantai Kuta.


Bapa dan Mama juga mampir ke Monumen Ground Zero, monumen peringatan tragedi bom Bali.



Sore hari, Bapa Mama berjumpa dengan saudara Mama, Pater Alex Dato, SVD. Mereka kembali ke penginapan usai makan malam bersama.

Day 17
Libur telah usai, siap terbang kembali ke Maumere.


*Tulisan tanpa refleksi hanya mengisi waktu menunggu hujan reda.

0 Comments