Di Labuan Bajo Ada Kelimutu, di Usia 18 Tahun Saya di Mana?
Pagi ini lihat story WhatsApp dan status Facebook, masih dapati yang bahas "di Labuan Bajo ada Kelimutu".
Dear kamu yang tertawakan Mawar Salem, saya penasaran ketika kamu berusia 18 tahun mimpi apa yang sudah kamu capai, atau minimal kamu perjuangkan?
Karena diksinya yang keliru kalian ramai-ramai tertawa berjemaah di media sosial. Anda lupa, Anda juga berasal dari NTT, daerah yang kerap tertinggal jauh, yang oleh Mawar diperjuangkan sampai ke grandfinal pipar Indonesia. Dia sudah berusaha semaksimal mungkin. Dan berada di atas panggung malam itu bukan hal mudah.
Saya yakin menyebut Kelimutu ada di LBajo adalah keseleo lidah bukan karena tidak tahu. Anda tersakiti dan dipermalukan sekalikah ketika Mawar keliru berucap? Saya jadi ingin tahu, Anda yang menertawakan dia, pernah berdiri di panggung kompetisi apa ya? Bahkan finalis yang lebih tua dari Mawar saja ada yang saking gugup sampai tak bisa menjawab apa-apa.
Selama ini yang sering mewakili NTT di ajang-ajang seperti ini adalah mereka yang memang berdarah NTT tapi lahir dan besar di luar NTT. Mereka punya kesempatan jauh lebih besar untuk mengecap berbagai fasilitas.
Sementara Mawar, SMA di Kefamenanu, bukan Kupang. Anda tidak bangga ya ketika mendengar ada anak perempuan dari kota kecil yang memperjuangkan mimpi besarnya? Lagipula jarang sekali ada anak NTT, perempuan lagi, yang bisa seperti dia.
Malam grandfinal, gaun malam Mawar tampak biasa saja dibandingkan kontesan lainnya. Tapi dia percaya diri. Saya sempat bertanya ke finalis asal DKI Jakarta, bagaimana menurut dia Mawar yang terpilih jadi Pipar 2019. Tahu dia jawab apa? "Emang pantes sih. Mawar memang bagus." Nah lho?
Malam itu saya nonton bersama teman saya Ronald yang sudah sangat sering harumkan nama NTT di berbagai ajang pemuda, bahkan sampai ke G20. Kami nonton langsung dan Ronald juga bilang dia bangga sekali pada Mawar. Jelas, Ronald tahu perjuangan anak-anak dari daerah tingkat dua maju ke panggung ibukota.
Jadi, tolonglah, sahabat-sahabat yang maha berprestasi, ....
Pikirkan juga dampak kritik massal yang menjurus ke bullying itu terhadap seorang anak 18 tahun. UU dan UNICEF bilang sampai 18 tahun masuk kategori anak-anak.
Dear Nona Mawar, kamu pantas dapatkan mahkota itu. Tidak masalah berbuat salah, apalagi kamu sudah minta maaf. Maju terus, Nona Timor. Banyak orang yang bahagia dan terinspirasi melihatmu memperjuangkan mimpimu.
💃🏻HW
(Oh ia, saya lupa rata-rata Anda-Anda ini dulu yang juga membully Marion Jola. Sepertinya memang ada kegatalan ketika melihat anak-anak perempuan dari NTT yang tidak sempurna maju dan bersinar. Sementara setiap saat Anda berteriak, "NTT ni begini-begini sa ko?")
Salam sayang 😘
Dear kamu yang tertawakan Mawar Salem, saya penasaran ketika kamu berusia 18 tahun mimpi apa yang sudah kamu capai, atau minimal kamu perjuangkan?
Karena diksinya yang keliru kalian ramai-ramai tertawa berjemaah di media sosial. Anda lupa, Anda juga berasal dari NTT, daerah yang kerap tertinggal jauh, yang oleh Mawar diperjuangkan sampai ke grandfinal pipar Indonesia. Dia sudah berusaha semaksimal mungkin. Dan berada di atas panggung malam itu bukan hal mudah.
Saya yakin menyebut Kelimutu ada di LBajo adalah keseleo lidah bukan karena tidak tahu. Anda tersakiti dan dipermalukan sekalikah ketika Mawar keliru berucap? Saya jadi ingin tahu, Anda yang menertawakan dia, pernah berdiri di panggung kompetisi apa ya? Bahkan finalis yang lebih tua dari Mawar saja ada yang saking gugup sampai tak bisa menjawab apa-apa.
Selama ini yang sering mewakili NTT di ajang-ajang seperti ini adalah mereka yang memang berdarah NTT tapi lahir dan besar di luar NTT. Mereka punya kesempatan jauh lebih besar untuk mengecap berbagai fasilitas.
Sementara Mawar, SMA di Kefamenanu, bukan Kupang. Anda tidak bangga ya ketika mendengar ada anak perempuan dari kota kecil yang memperjuangkan mimpi besarnya? Lagipula jarang sekali ada anak NTT, perempuan lagi, yang bisa seperti dia.
Malam grandfinal, gaun malam Mawar tampak biasa saja dibandingkan kontesan lainnya. Tapi dia percaya diri. Saya sempat bertanya ke finalis asal DKI Jakarta, bagaimana menurut dia Mawar yang terpilih jadi Pipar 2019. Tahu dia jawab apa? "Emang pantes sih. Mawar memang bagus." Nah lho?
Malam itu saya nonton bersama teman saya Ronald yang sudah sangat sering harumkan nama NTT di berbagai ajang pemuda, bahkan sampai ke G20. Kami nonton langsung dan Ronald juga bilang dia bangga sekali pada Mawar. Jelas, Ronald tahu perjuangan anak-anak dari daerah tingkat dua maju ke panggung ibukota.
Jadi, tolonglah, sahabat-sahabat yang maha berprestasi, ....
Pikirkan juga dampak kritik massal yang menjurus ke bullying itu terhadap seorang anak 18 tahun. UU dan UNICEF bilang sampai 18 tahun masuk kategori anak-anak.
Dear Nona Mawar, kamu pantas dapatkan mahkota itu. Tidak masalah berbuat salah, apalagi kamu sudah minta maaf. Maju terus, Nona Timor. Banyak orang yang bahagia dan terinspirasi melihatmu memperjuangkan mimpimu.
💃🏻HW
(Oh ia, saya lupa rata-rata Anda-Anda ini dulu yang juga membully Marion Jola. Sepertinya memang ada kegatalan ketika melihat anak-anak perempuan dari NTT yang tidak sempurna maju dan bersinar. Sementara setiap saat Anda berteriak, "NTT ni begini-begini sa ko?")
Salam sayang 😘
0 Comments