Teringat, Mei 2016, jalan kaki dari Panama ke Bean bersama Mama Besar. Di Bean, saya bermalam bersama Mam Besar & Bapa Besar. Esok pagi jelang siang, Bapa Besar mengantar saya ke pantai. Hari itu bekalnya istimewa. Mam Besar masak ayam, yang saya tahu itu dibuat khusus karena saya datang.


Saya sempat bilang supaya Bapa Besar tidak perlu mengantar, apalagi menunggui saya di pantai. Rasanya tak pantas sekali saya curi waktu beliau bekerja atau beristirahat. Tapi Mam Besar dan Bapa Besar berkeras harus ada yang menunggui saya bermain air laut, takut kenapa-kenapa. Padahal saya sudah sebesar ini.

Bapa Besar menunggui saya sambil  ngobrol dengan beberapa orang tua yang juga bergantian duduk-duduk santai di pantai. Lalu Bos (Besar) Itong menyusul kami. Kami bakar pisang dan menikmati kelapa muda yang diambil gratis di pinggir pantai. Sungguh kenangan yang manis.

Terima kasih Bapa Besar, untuk kasih sayang, kebersahajaan, dan kemurnian hati. Liburan di kampung halaman sejak kecil hingga dewasa tak pernah lepas dari sosokmu.

Teringat, di rumah kalau Bapa bercerita tentang keluarga, Bapa sering bilang Bapa Besar Anton adalah salah satu orang paling cerdas yang ia kenal. Dan saya juga selalu ingat, sejak kecil, saat sudah bisa pergi liburan ke kampung sendiri tanpa Bapa Mama, Bapa selalu pesan daftar keluarga yang wajib kami kunjungi. Nama Bapa Besar Anton selalu ada dalam daftar wajib.

Selamat jalan, Bapa Besar. Surga abadi tempatmu beristirahat dalam damai. Kami akan selalu sayang dan selalu ingat Bapa Besar ðŸŒ»

0 Comments